KETIDAK SUBURAN ATAU INFERTILITAS
Definisi Ketidak suburan Atau Infertilitas
Salah satu yang paling ditakutkan adalah ketidaksuburan atau infertilitas yang sering dikaitkan dengan kemandulan pada salah satu pasangan. Bagi wanita, ketidaksuburan atau infertilitas disebabkan karena gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat menghasilkan sel telur yang matang. Dengan demikian tidak terjadi ovulasi sehingga sel telur tidak masuk ke saluran telur yang menyebabkan tidak dapat terjadi pembuahan. Kondisi ini disebut sebagai ovulation disorder. Penyebab lainnya adalah tertutupnya atau tersumbatnya tuba falopi atau saluran telur. Atau adanya endometriosis atau sering dikenal sebagai kista yaitu tumbuhnya jaringan dinding rahim di luar rahim.
Sedangkan bagi pria, ketidaksuburan sering disebabkan karena tidak adanya produksi sperma pada kantung sperma. Jikapun ada produksi sperma, namun jumlahnya sangat sedikit sehingga ketika masuk ke vagina, tidak ada sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan infertil jika:
- Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
- Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
- Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu).
Aspek Fisik Ketidak suburan atau Infertilitas
1) Anamnesa
Pada anamnesa dapat diketahui keharmonisan keluarga, lamanya menikah, hubungan seksual yang dilakukan (frekuensi, tingkat kepuasan, teknik hubungan seksual), apakah masing-masing pernah menikah dan pernah mempunyai anak, kesuburan (PMS, pengalaman operasi, merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat medis atau non medis)
2) Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, nadi, sushu tubuh, dan juga dilakukan foto toraks pada keduanya
3) Pemeriksaan laboratorium
1. Umum : dilakukan pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin (darah, urine lengkap, fungsi hepar dan ginjal, gula darah)
2. Khusus :
Suami
pemeriksaan dan analisis sperma , syaratnya tidak berhubungan selama 3-5 hari , bahan yang ditampung harus mencapai lab dalam waktu 30 menit-1 jam, pemeriksaan setelah ejakulasi 2 jam di lab. Jumlah spermatozoa minimal 20 juta. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui volume, viscositas, bau, rupa, fruktosa, kemampuan menggumpal dan mancair kembali dari sperma
Isteri
Ø Pemeriksaan dalam
Diharapkan mendapat gambaran alat kelamin wanita secara umum, yaitu liang senggama, kelainan mulut rahim, kelainan rahim, pemeriksaan sonde untuk menentukan dalamnya rahim, kelainan fungsi alat reproduksi(perlekatan dengan sekitarnya, adanya tumor di ovarium, arah mulut rahim abnormal, sehingga dinasihatkan tentang teknik hubungan seksual).
Ø Pemeriksaan terhadap ovulasi
Dengan pemeriksaan suhu basal badan (Progesteron yang dikeluarkan oleh korpus luteum dapat meningkatkan suhu basal badan yang diukur segera setelah membuka mata, kapan sebenarnya terjadi ovulasi apakah saat suhu basal rendah atau meningkat masih belum jelas, biasanya saat ovulasi suhu badan bifasik)
Aspek Psikososial Ketidak suburan Atau Infertilitas
Harapan dari teman dan keluarga, hilangnya harga diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi fungsi dasar ini, stress yang berkaitan dengan hubungan perkawinan dan seksual, dan ketidak mampuan pasangan itu untuk merencanakan kehidupan pribadi dan karirnya semua ikut memberi dampak emosional pada keadaan itu. Analisa semen dan grafik temperatur tampaknya mempunyai nilai terapreutis tersendiri dalam menangani infertilitas. Pendidikan tentang tehnik-tehnik bersenggama yang baik menjadi faktor vital terjadinya kehamilan. Pengobatan kelainan tuba dengan pembedahan mungkin dapat dicoba, juga perlu dilakukan pengobatan kelainan gionekologis yang mendasarinya dan pengobatan hiperprolaktinemia dengan bromocriptine, domiphene, progestrone, gonadotropin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar