Jumat, 18 Maret 2011

PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR

I.PENDAHULUAN
Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.
Masalah kematian neonatal di Indonesia masih merupakan masalah besar. Di Indonesia setiap tahun ada ± 4.608.000 bayi lahir hidup. Dari jumlah tersebut sebanyak ± 100.454 meninggal sebelum berusia satu bulan. Itu berarti 275 neonatal meninggal setiap hari, setiap 184 neonatal dini meninggal setiap hari atau setiap satu jam ada 8 bayi neonatal dini yang meninggal.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2002, Angka Kematian Bayi (AKB) umur kurang dari 1 tahun pada periode tahun 1997 – 2002 adalah 15/1000 kelahiran hidup, Jadi Angka Kematian Neonatal (AKN) 15/1000 kelahiran hidup pada periode 1997 – 2002. Periode neonatal merupakan periode yang paling kritis (JNPKKR POGI, 2000). Pada masa ini, bayi memerlukan perawatan yang optimal agar kondisi bayi selalu dalam rentang sehat.
Di Indonesia, Angka Kematian Neonatal 25 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal dini (usia bayi 0-7 hari) 15 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 1997). Menurut survei kesehatan rumah tangga (START) tahun 1995), gangguan perinatal merupakan urutan penyebab kematian bayi di pulau Jawa-Bali (33,5%), diikuti kematian yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut (32,1%). Di luar Jawa-Bali, gangguan perinatal merupakan urutan kedua (26,9%) setelah infeksi saluran pernafasan akut (28%). (Depkes, 2000).
Tingginya angka kematian berusia kurang dari satu tahun di Indonesia secara langsung disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) kurang dari 2.500 gram, asphyxia (kesulitan bernafas), infeksi dan hipotermi (suhu tubuh menurun).
Infeksi neonatal mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman. Terkait pada tali pusat, tali pusat bisa menjadi jalan masuk untuk terjadinya suatu keadaan proses infeksi, dimana proses infeksi bisa terjadi sejak pengguntingan tali pusat yang masih terhubung dengan plasenta ibu, maupun infeksi tali pusat yang terjadi setelah fisik bayi terlepas dari ibu.
Pencegahan infeksi merupakan kunci utama keberhasilan untuk memutuskan rantai transmisi penyakit yang ditularkan melalui tali pusat. Dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab itu, petugas kesehatan yang menangani ibu dan bayi sebelum dan setelah porses persalinan dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme dalam berbagai aspek pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Perawatan dan pengenalan adanya tanda – tanda infeksi tali pusat sangat penting dalam upaya penurunan angka kematian bayi, sebagai salah satu penyebab kematian bayi.

II. TALI PUSAT
Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Merupakan saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Begitu janin dilahirkan, tali pusat tidak lagi dibutuhkan untuk menyalurkan oksigen dan zat-zat makanan dari ibu dalam hal ini plasenta ke bayi. Karena organ ini sudah tidak diperlukan lagi maka saluran ini harus dipotong dan dijepit atau diikat untuk memisahkan ibu dan bayi pada proses persalinan.
Sisa potongan tali pusat yang menempel pada perut bayi ini biasanya disebut umbilical stump. Biasanya bagian ini akan mengering kemudian menyusut dan akan terlepas dengan sendirinya dari tubuh bayi dalam waktu yang berbeda-beda di setiap bayi. Ada yang seminggu lepas, ada pula setelah empat minggu baru terlepas, lama pelepasan umbilical stump ini tergantung dari perawatan dari tali pusat yang rentan untuk mengalami infeksi, umumnya orangtua baru agak takut-takut menangani bayi baru lahirnya, karena keberadaan si umbilical stump ini. Meski penampakannya sedikit mengkhawatirkan, tetapi kenyataannya bayi Anda tidak merasa sakit atau terganggu karenanya.
Kelainan yang timbul pada tali pusat sering membuat sang ibu menjadi takut, sehingga tidak heran jika ibu menjadi takut jika menemukan kondisi yang menyimpang dari tali pusat dan menyerahkan soal perawatan tali pusat ini pada orang lain yang dianggap lebih mengerti

III. FUNGSI TALI PUSAT
  1. Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
  2. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis
IV. TERLEPASNYA TALI PUSAT DARI JANIN
Tali pusat yang menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh aliran udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan kotor. Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar. Pada bayi yang dirawat di rumah sakit. Streptococcus aureus adalah bakteri yang sering dijumpai yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril. Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai saat ini belum diketahui pasti. Selain Streptococcus aerus, bakteri Escheseria colli juga sering dijumpai berkoloni pada tali pusat.
Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit.Tali pusat yang belum lepas dibalut dan diikat dengan pengikat khusus membalut dan mengikatnya. Kalaupun sisa tali pusat akan lepas sebelum ibu dan bayi kembali ke rumah, akan tidak menjadi masalah, karena perawat di rumah sakit dapat merawat sisa tali pusa tersebut.
Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950an sampai dengan tahun 1960an dimana pada saat itu angka infeksi pada proses kebidanan sangat tinggi. Akan tetapi pada beberapa Negara berkembang masih sering dijumpai terjadinya infeksi tali pusat walaupun antiseptic jenis baru telah diperkenalkan. Selain infeksi, pendarahan pada tali pusat juga dapat berakibat fatal. Akan tetapi pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali pusat dengan kuat dan pencegahan infeksi. Peralatan yang digunakan dalam pemotongan tali pusat juga sangat berpengaruh dalam timbulnya penyulit pada tali pusat. Saat dipotong tali pusat terlepas dari suply darah dari ibu.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat :
  1. Timbulnya infeksi pada tali pusat yang disebabkan karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bamboo / gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak, daun-daunan, kopi dan sebagainya.
  2. Cara perawatan tali pusat, dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.
  3. Kelembaban tali pusat, pada tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat lepasnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
  4. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonates, Spora C. tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.
V. PERAWATAN TALI PUSAT
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan (Morbilitas) dan angka kematian (mortalitas) pada bayi yang baru lahir adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif tentang perawatan tali pusat bayi, dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.
Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa. Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar – benar sesuai dengan prosedur kesehatan.
Merawat bayi merupakan hal yang tidak mudah, apalagi bagi orang tua yang baru mempunyai anak pertama. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan bayi. Hal pertama yang mungkin dihadapi adalah mengatasi sisa tali pusat, tali pusat bayi memang terlihat lembek dan mudah putus dan sisa tali Pusat dapat lepas setelah 1 samapi 4 minggu kelahiran, gampang-gampang sulit, karena jika salah penanganan, akan terjadi infeksi, yang barang tentu membahayakan sang bayi.
Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua baru adalah apabila timbul bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi, hal tersebut menandakan sisa tali pusat mengalami infeksi, apabila infeksi telah merambat ke perut bayi, akan menimbulkan gangguan serius pada sang bayi.
Perawatan tali pusat merupakan tindakan untuk pengobatan dan peningkatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat.
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke – 5 dan hari ke – 7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian.
Tujuan Perawatan Tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat – obatan, bubuk atau daun – daun yang ditaburkan ketali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
Merawat tali pusat memang perlu ketelitian dan kehati-hatian karena tali pusat harus dalam keadaan bersih dan benar-benar kering agar tidak terjadi infeksi. beberapa cara merawat tali pusar bayi yang baru lahir yaitu sebagai berikut :
  1. Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan tali pusat.
  2. Jangan menggunakan plaster untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi iritasi
  3. Jangan melekatkan diapers melewati tali pusat
  4. Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya
  5. Jangan meletakkan benda apapun diatas pusar, terkadang koin diletakkan diatas pusat yang bertujuan agar pusat tidak bodong.
  6. Supaya cepat kering usai membersihkan biarkan tali pusat terbuka sebentar baru kemudian tutup dengan kapas
  7. Jangan membalut tali pusat terlalu rapat agar udara bisa tetap masuk
  8. Hati-hati saat menggunakan alkohol 70%, usahakan jangan sampai mengenai kulit sekitarnya di luar tali pusat karena akan menimbulkan rasa perih.
VI. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA TALI PUSAT
  • Selama tali pusat belum lepas, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan bayi menjadi tidak wangi, bayi akan tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama seminggu. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat, bayi akan tidak akan merasa sakit. Sisa air atau alkohol yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa steril atau kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Bisa dilakukan dengan cara mengipas dengan tangan atau meniup-niupnya untuk mempercepat pengeringan.
  • Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat lepasnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Bila bayi menggunakan popok sekali pakai, pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan). Dan jangan kenakan celana atau jump-suit pada bayi. Sampai tali pusatnya belum lepas, kenakan saja popok dan baju atasan. Bila bayi menggunakan popok kain, jangan masukkan baju atasannya ke dalam popok. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas.
  • Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau bahkan menariknya. Segera konsultasikan dengan dokter bila tali pusat belum juga lepas setelah 4 minggu, atau bila terlihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, dan atau bayi demam tanpa sebab yang jelas.
  • Perawatan tali pusat sebenarnya tidak begitu sulit, hanya perlu dijaga kebersihannya. Jangan sampai sisa tali pusat dalam keadaan lembab, dimana memudahkan bakteri maupun jamur berkembang sehingga timbullah infeksi. Untuk menjaga jangan sampai sisa tali pusar dalam keadaan lembab, bukan berarti sang bayi tidak mandi selama sisa tali pusarnya belum lepas. Ada beberapa dokter yang menyarankan untuk tetap mandi, asal dijaga sisa tali pusar yang masih menggantung tidak terlalu lama kontak dengan air, dan setelah itu keringkan dengan sangat hati-hati.
  • Usahakan sisa tali pusat yang masih menggantung untuk tidak mengalami kontak dengan udara dan hindari terkena air kencing si bayi, karena air kencing ini juga salah satu penyebab infeksi. Selain infeksi, masalah lain yang dapat menimpa tali pusat adalah hernia tali pusat. Sebelum lahir, semua bayi mempunyai pembukaan di dinding perutnya dimana pembuluh darah meluas ke tali pusat (tali umbilikal). Pada beberapa keadaan, lebih sering terjadi pada bayi berkulit hitam daripada bayi berkulit putih, pembukaan ini tidak menutup sempurna pada saat bayi lahir, sehingga menyisakan lubang atau celah. Ketika bayi menangis atau mengejan, selingkar kecil usus menonjol keluar melalui pembukaan ini, mendorong tali pusat dan area sekitarnya dalam bentuk tonjolan seukuran buah jeruk. Anda tak perlu khawatir dengan tonjolan ini karena umumnya tidak berbahaya. Tidak seperti hernia lainnya, usus biasanya tidak akan terjepit di lubang pembukaan ini, dan umumnya hernia akan menghilang tanpa perawatan. Pembukaan kecil biasanya segera tertutup dalam waktu beberapa bulan. Sedang pembukaan yang besar akan menutup dalam waktu 1-2 tahun. Perawatan dengan pengikat perut, pembalut, atau plester tidak perlu dilakukan lagi.
VII. CARA MEMBERSIHKAN TALI PUSAT
Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting, tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol. Meski demikian, praktek membersihkan tali pusat dengan alkohol juga tidak sepenuhnya dilarang karena bahkan di beberapa negara maju pun masih diterapkan. Pertimbangannya, tali pusat yang dirawat tanpa menggunakan alkohol terkadang mengeluarkan aroma (tetap tidak menyengat). Hal inilah yang membuat orangtua merasa khawatir.
Berikut cara merawat tali pusat si kecil:
  1. Pastikan kondisi tangan ibu benar-benar bersih. Untuk memastikan hal tersebut cuci tangan dengan menggunakan sabun.
  2. Gunakan kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol 70%, lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya yang menempel pada perut.
  3. Membersihkan tali pusat harus berhati-hati, apalgi jika kondisi tali pusat bayi masih berwarna merah.
  4. Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban. Kemudian lilitkan perban / kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan.
VIII. KELAINAN PADA TALI PUSAT
  1. Terkadang pusat bayi terlihat menonjol (bodong). Dalam budaya kita ada anjuran untuk menempelkan uang logam (binggel) di atas pusat bayi setelah tali pusatnya puput. Tujuannya agar pusat anak tidak menonjol (bodong). Padahal tanpa diberi pemberat pun (uang logam), lama-lama tonjolan terebut akan menghilang. Dan sesungguhnya, pusar bodong atau tidak lebih dipengaruhi oleh faktor genetik (EG). Jangan kacaukan antara pusat yang menonjol (bodong) dengan hernia. Hernia akan mengembang bersamaan dengan tangis bayi, dan ini tidak terjadi pada pusat yang menonjol. Pusat juga tampaknyaa menonjol sebelum sisa tali pusat lepas, tapi ini bukan tergolong hernia.
  2. Infeksi Tali Pusat ( Tetanus Neonatorum ) Adalah penyakit yang diderita oleh bayi baru lahir (neonatus). Tetanus neonatorum penyebab kejang yang sering dijumpai pada BBL yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak aseptic (Ilmu Kesehatan Anak, 1985). Penyebab tetanus neonatorum adalah clostridium tetani yang merupakan kuman gram positif, anaerob, bentuk batang dan ramping. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan tetanoly
IX. PENCEGAHAN INFEKSI PADA TALI PUSATPencegahan agar tali pusat tidak infeksi yaitu dengan cara pemberian toxoid tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut – turut pada trimester ke – 3 dikatakan sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat yang steril dan perawatan tali pusat selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
  • Gary F Cunningham, etc. 2005. ” Obstetri Williams “. Jakarta : EGC.
  • S. A Goeslan. 1990. ” Ilmu Kebidanan “. Jakarta : Balai Pustaka.
  • Farrer Helen. 1999. ” Perawatan Maternitas “. Jakarta : EGC.
  • Henderson, Christine. 2005. ” Konsep Kebidanan “. Jakarta : EGC.
  • Salmah, etc. 2006. ” Asuhan Kebidanan Antenatal “. Jakarta : EGC.
  • http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat…/17/085333.htm. Penulis : Evy Rachmawati. ” Keajaiban dari Darah Tali Pusat “.
  • ———. Tabloid Ibu Anak. ” Mother And Baby “. Update : Monday, 07 Feb 2005 Pukul 14:10:00 WIB.
  • Bari Abdul Saifuddin, Noroyono Wibowo. 2008. ” Plasenta, Tali Pusat, Selaput Janin dan Cairan Amnion “. Kuliah Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI.
  • Mochtar Rustam. 1998. ” Sinopsis Obsetri “. Jakarta : EGC.
  • Verralls Sylvia. 1997. ” Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan “. Jakarta :EGC.
  • Salmah, etc. 2006. ” Asuhan Kebidanan Antenatal “. Jakarta : EGC. http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat…/17/085333.htm. Penulis : Evy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar